Paradigma Keperawatan
PARADIGMA KEPERAWATAN
Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma
adalah cara bagaimana kita memandang dunia, (Adam Smith, 1975) atau
menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan
menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.
dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun
masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk
memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam
keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh
anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang
keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74)
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja
sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi
dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih
memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini
dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan
masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang
profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek
pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi
profesi.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi,
1999 : 38).
Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima
perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu
menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan
keperawatan (Kozier, 2000)
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :
Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani
serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah sistem
yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000).Manusia memiliki akal fikiran,
perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan
kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi
(La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia
sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang
secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.Sebagai sistem terbuka ,
manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik
lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan
merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon
yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi
apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter
total sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000).
Manusia sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian
meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan,
nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang
berbeda satu dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi
seseorang dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai
situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik
dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep
diri, persepsi, kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh
kembang.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara
perorangan maupun bersama – sama, di dalam lingkungannya sendiri maupun
masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa alasan mengapa keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
- Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
- Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah- masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan dipengaruhi oleh keluarga.
- Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit dalam salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
- Dalam merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya.
- Keluarga sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus besar Bhs.
Indonesia, 1989)
Masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan dan pencegahan suatu
penyakit. Ada enam faktor pengaruh masyarakat atau komunitas terhadap
kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya fasilitas pelayanan
kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi, transportasi dan fasilitas
komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi dan pemadam kebakaran serta
nilai dan keyakinan masyarakat.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan
kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu
(balita dan lansia). Pelayanan perawatan tersebut diberikan setelah
melalui proses berikut ini :
- Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang dikemukakan.
- Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuosioner
- Analisis data dan perumusan masalah
- Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk kemudian ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya.
- Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
- Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut.
- Evaluasi
- Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya.
- Tindak lanjut
Keperawatan
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep
keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh
dibawah ini :
Florence Nightingale 1895
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas.
Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga,
serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia
baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun
sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas
sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.
Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)
Keperawatan adalah seperangkat tindakan – tindakan yang memiliki
kekuatan untuk melindungi kesatuan atau integritas prilaku klien berada
pada level yang optimal untuk kesehatannya.
Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)
Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu
dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani
status kesehatannya pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)
Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia
sebagai individu atau kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan
proses yang mengarah pada pencegahan ataupun prilaku memelihara
kesehatan atau penyembuhan dari penyakit.
Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit dan penyandang
cacat.
Dorothea Orem (Self care theory, 1985)
Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau
cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat
kesehatannya.
Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam
menghadapi permasalahan kesehatannya. Respon adaptif mempunyai pengaruh
positif terhadap kesehatannya.
Kesepakatan Nasional, 1983
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan
intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta
menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya
memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
- Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
- Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
- Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
- Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
- Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
- Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
- Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
- Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
- Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
- Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
- Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya
- Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
- Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting
yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu
respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai
lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis
intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau
kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat
terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek
penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).
Konsep Sehat Sakit
Sehat menurut WHO (1947)
“Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial
dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan
kelemahan”
Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan
“Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis”.
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998
“Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status
kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual
yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian
individu baik secara keseluruhan atau sebagian”.
Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit
sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah :
- Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, punya resiko tinggi terkena diabetes pula.
- Usia
- Kelahiran cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas 35 tahun.
- Fisiologis
- Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
- Gaya hidup
- Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
- Lingkungan
Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu sehat
optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah
kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area
sehat (wellness area). Pola rentang ini bersifat dinamis berubah
seiring waktu dan kondisi sosial.
Sesuai dengan rentang sehat – sakit maka status kesehatan dapat
dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau
berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat
maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu
perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus
(spesific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu
berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan
tertier yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat,
pencegahan perburukan dan rehabilitasi.
Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1. Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan
2. Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat
3. Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras
4. Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
5. Lingkungan, tanah, udara, dan air
6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan
Persepsi sakit atau “merasa sakit” dipengaruhi oleh persepsi
seseorang tentang sakit itu sendiri seperti seseorang merasa sakit
(kesakitan) setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit, seseorang
merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak
menderita sakit atau mengalami suatu penyakit, seseorang tidak merasa
sakit akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap penyakit,
seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.
Keperawatan memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari – hari, adaptasi
terhadap keadaan sehat atau sakit serta mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual. Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling
mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes
(manusia) dan lingkungan. Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan
terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik
atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa
kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau
hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan adalah
faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang
kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang
rendah, fasilitas pelayanan kesehatan.
Kesehatan
Merupakan suatu keadaan yang bukan hanya bebas dari penyakit dan
dapat mempertahankan fungsi pada tingkat minimal yang adekuat, tetapi
merupakan suatu keadaan sehat purna secara fisik, mental dan sosial
spiritual yang merupakan fungsi manusia secara utuh, terintegrasi dan
bersifat dinamis sehingga mampu hidup produktif secara ekonomi dan
sosial.
Sehat dipandang sebagai suatu keadaan seimbang
bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya dan memungkinkan manusia melakukan asuhan mandiri dan
berfungsi secara optimal untuk berperan dalam keluarga, kelompok dan
komunitas.
Perawat juga meyakini bahwa keadaan sehat dan sakit merupakan suatu
rentang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor individual yang meliputi
genetik dan keturunan, kemampuan, pengalaman hidup dan interaksi dengan
faktor-faktor sosial, lingkungan serta perubahan.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistik dan berarti, serta
kemampuan untuk menggerakkan energi dan sumber untuk mencapai tujuan
tersebut secara efisien. Sehat harus dilihat dari berbagai tingkat,
individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Sehat yang optimum adalah suatu keadaan dimana individu dapat
meningkatkan kemampuan dan potensinya untuk mencapai keadaan sejahtera
bio-psiko-sosio dan spiritual.
Intervensi Keperawatan
Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup
manusia.
Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan
kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan
perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang
mencapai hidup sehat dan produktif.
Kesimpulan
Manusia sebagai paradigma keperawatan :
Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan
kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut
terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi
kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya. Memiliki kehidupan
seimbang sebagai sarana pertahanan dan pengekalan diri dan selalu
berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar